Kamis, 19 November 2015

One Time One Moment in My Life



One time, one moment in my life.
Kemarau masih garang menunjukkan wibawanya, asap di beberapa titik di sebagian wilayah belum juga menunjukkan tanda-tanda kesudahannya. Segala upaya di coba yang pada akhirnya kembali memohon kepada Yang Kuasa untuk menurunkan rahmat-NYa, salat meminta hujan. September 2015.
Nda, tos beres acan proposal? Ketua KKG meminta ku segera menyelesaikan proposal untuk pelaksanaan Bintek Kurtilas yang telah digagas pada pertemuan KKG-PAI beberapa minggu yang lalu. Aku yang pesimis akan pelaksanaan Bintek ini segera browsing internet untuk mencari contoh proposal, dan Alhamdulillah dapat. Segera kuserahkan kepada Ketua, dan meminta untuk tidak mencantumkanku sebagai ketua pelaksana, dan dialihkan kepada kawan yang lebih senior.
Kami menghadap Kepala UPT memohon solusi untuk dapat terlaksananya kegiatan dimaksud. Pelaksanaan workshop yang sedianya diadakan satu hari, ditambah menjadi dua hari lagi sesuai isi proposal, harus komitmen… demikian yang disampaikan oleh Kepala UPT. Untuk pendanaannya beliau bersedia membantu berbicara dengan K3S, dan untuk undangan peserta biar UPT yang mengundang langsung agar kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik.
Hari berjalan begitu cepat, bolak-balik ke Kecamatan dengan medan jalan yang cukup berat. Rapat Koordinasi Panitia berkali-kali, dan kemudian diambil keputusan bahwa Panitia hanya ditugaskan sebagai penyelenggara, untuk yang lain-lain diambil alih oleh K3S.
Persiapan yang dikejar deadline membutuhkan tenaga ekstra dan pemikiran yang tepat, Ketua KKG siap untuk mendatangkan instruktur nasional dan menyiapkan spanduk, ketua pelaksana sibuk membeli ATK Peserta dan sewa bangku yang kurang. Bendahara yang tidak pernah pegang uang mempersiapkan acara sampai selesai dibantu kawan panitia yang lain dan membereskan tempat penyelenggaraan acara di Gedung PGRI, gedung hasil rereongan bertahun-tahun para anggota nya yang dipotong dari uang Kespeg yang dalam proses Finishing. Semua berjibaku, maklum hanya beberapa gelintir guru agama yang ada di Kecamatan Rumpin, selebihnya guru kelas. Tugas ku membeli CD blank, dan  duduk manis di depan laptop, mempersiapkan administrasi lainnya dan fb-an…keranjingan.
Malam hari, begadang buat form biodata peserta, print-out di rumah berlembar-lembar khawatir besok tidak keburu di fotocopy. Pukul 22.30 Wib Ketua KKG melalui SMS memberitahu sudah menemukan kertas plano yang dicari, akhirnya inisiatif membuat kertas Plano dari lembaran kertas A3 yang terlanjur dibuat dengan cara ditempel sia-sia.
Pagi pukul 06.30 Wib berangkat ke tempat penyelenggaraan acara dengan mata yang masih merah karena kurang tidur diantar oleh anak Ketua Pelaksana, memegang printer dengan tas yang sesak meluncur penuh semangat. Sampai di tujuan, sudah tampak beberapa peserta yang datang. Kuberikan biodata yang semalam diprint, memasang printer di sekretariat, dan… ngadat tidak mau beroperasi akibat jalan yang tidak rata. Hadeuh… sedang label peserta dan panitia belum tercetak. Solusi yang ditawarkan Ketua pelaksana ikut print di Kantor UPT, Alhamdulillah selesai walau hitam-putih.
Bingung, panik campur aduk, printer tak kunjung mau beroperasi sedang setumpuk pekerjaan membutuhkannya. Ya, Allah…tolong lah hamba-Mu ini… (meniru SOPO JARWO). Panitia yang lain sibuk menerima pendaftaran peserta, mempersiapkan acara pembukaan, fotocopy pre test dan materi instruktur yang sudah di print semalam, membeli baterai kamera dan microphone. Super sibuk.
Dan acara pun berlangsung sesuai jadwal, mengalir tenang dengan dukungan dari semua pihak, Kepala UPT, Ketua PGRI dan jajarannya, K3S, Para pengawas TK/SD, Pengawas PAI yang walau sedang sakit nya tuh di sini … setia hadir sampai acara selesai, dan tentunya para Panitia yang dengan motto ikhlas beramal bahu-membahu mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Yang membuatku lebih bahagia printer bisa beroperasi lagi walaupun hanya bertinta hitam, sedangkan print warna Cuma kuning saja. Ga papa lah yang penting bisa digunakan.
Setiap waktu setiap detik setiap menit yang tercurah ada  catatan amalnya, seberapa besar usaha kita ada hitungannya, tidak di dunia di akhirat kita kan mendapatkannya asalkan dibarengi niat ikhlas karena Allah. Tidak ada yang abadi di dunia ini, akhirat tempat kita kembali semoga lebih dipersiapkan dengan hitungan yang masak, jangan terlalu masyuk dilenakan dunia yang renta dengan hiasannya.

ALI, 20 Nopember 2015 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar