
One time, one moment in my life.
Kemarau masih
garang menunjukkan wibawanya, asap di beberapa titik di sebagian wilayah belum
juga menunjukkan tanda-tanda kesudahannya. Segala upaya di coba yang pada
akhirnya kembali memohon kepada Yang Kuasa untuk menurunkan rahmat-NYa, salat
meminta hujan. September 2015.
Nda, tos beres
acan proposal? Ketua KKG meminta ku segera menyelesaikan proposal untuk
pelaksanaan Bintek Kurtilas yang telah digagas pada pertemuan KKG-PAI beberapa
minggu yang lalu. Aku yang pesimis akan pelaksanaan Bintek ini segera browsing
internet untuk mencari contoh proposal, dan Alhamdulillah dapat. Segera kuserahkan
kepada Ketua, dan meminta untuk tidak mencantumkanku sebagai ketua pelaksana,
dan dialihkan kepada kawan yang lebih senior.
Kami menghadap
Kepala UPT memohon solusi untuk dapat terlaksananya kegiatan dimaksud.
Pelaksanaan workshop yang sedianya diadakan satu hari, ditambah menjadi dua
hari lagi sesuai isi proposal, harus komitmen… demikian yang disampaikan oleh
Kepala UPT. Untuk pendanaannya beliau bersedia membantu berbicara dengan K3S,
dan untuk undangan peserta biar UPT yang mengundang langsung agar kegiatan ini
dapat terlaksana dengan baik.
Hari berjalan
begitu cepat, bolak-balik ke Kecamatan dengan medan jalan yang cukup berat.
Rapat Koordinasi Panitia berkali-kali, dan kemudian diambil keputusan bahwa
Panitia hanya ditugaskan sebagai penyelenggara, untuk yang lain-lain diambil alih
oleh K3S.
Persiapan yang
dikejar deadline membutuhkan tenaga ekstra dan pemikiran yang tepat, Ketua KKG
siap untuk mendatangkan instruktur nasional dan menyiapkan spanduk, ketua
pelaksana sibuk membeli ATK Peserta dan sewa bangku yang kurang. Bendahara yang
tidak pernah pegang uang mempersiapkan acara sampai selesai dibantu kawan
panitia yang lain dan membereskan tempat penyelenggaraan acara di Gedung PGRI,
gedung hasil rereongan bertahun-tahun para anggota nya yang dipotong dari uang
Kespeg yang dalam proses Finishing. Semua berjibaku, maklum hanya beberapa
gelintir guru agama yang ada di Kecamatan Rumpin, selebihnya guru kelas. Tugas
ku membeli CD blank, dan duduk manis di
depan laptop, mempersiapkan administrasi lainnya dan fb-an…keranjingan.
Malam hari,
begadang buat form biodata peserta, print-out di rumah berlembar-lembar
khawatir besok tidak keburu di fotocopy. Pukul 22.30 Wib Ketua KKG melalui SMS
memberitahu sudah menemukan kertas plano yang dicari, akhirnya inisiatif
membuat kertas Plano dari lembaran kertas A3 yang terlanjur dibuat dengan cara
ditempel sia-sia.
Pagi pukul 06.30
Wib berangkat ke tempat penyelenggaraan acara dengan mata yang masih merah
karena kurang tidur diantar oleh anak Ketua Pelaksana, memegang printer dengan
tas yang sesak meluncur penuh semangat. Sampai di tujuan, sudah tampak beberapa
peserta yang datang. Kuberikan biodata yang semalam diprint, memasang printer
di sekretariat, dan… ngadat tidak mau beroperasi akibat jalan yang tidak rata. Hadeuh…
sedang label peserta dan panitia belum tercetak. Solusi yang ditawarkan Ketua
pelaksana ikut print di Kantor UPT, Alhamdulillah selesai walau hitam-putih.
Bingung, panik
campur aduk, printer tak kunjung mau beroperasi sedang setumpuk pekerjaan
membutuhkannya. Ya, Allah…tolong lah hamba-Mu ini… (meniru SOPO JARWO). Panitia
yang lain sibuk menerima pendaftaran peserta, mempersiapkan acara pembukaan,
fotocopy pre test dan materi instruktur yang sudah di print semalam, membeli
baterai kamera dan microphone. Super sibuk.
Dan acara pun
berlangsung sesuai jadwal, mengalir tenang dengan dukungan dari semua pihak,
Kepala UPT, Ketua PGRI dan jajarannya, K3S, Para pengawas TK/SD, Pengawas PAI
yang walau sedang sakit nya tuh di sini … setia hadir sampai acara selesai, dan
tentunya para Panitia yang dengan motto ikhlas beramal bahu-membahu
mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan. Yang membuatku lebih bahagia
printer bisa beroperasi lagi walaupun hanya bertinta hitam, sedangkan print
warna Cuma kuning saja. Ga papa lah yang penting bisa digunakan.
Setiap waktu
setiap detik setiap menit yang tercurah ada
catatan amalnya, seberapa besar usaha kita ada hitungannya, tidak di
dunia di akhirat kita kan mendapatkannya asalkan dibarengi niat ikhlas karena
Allah. Tidak ada yang abadi di dunia ini, akhirat tempat kita kembali semoga
lebih dipersiapkan dengan hitungan yang masak, jangan terlalu masyuk dilenakan
dunia yang renta dengan hiasannya.
ALI, 20 Nopember 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar